Cisco, Networking

RIP V1

rip1

Set RIPv1.

Router 0

Router>en
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#no shut

Router(config-if)#
%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up

Router(config-if)#ip add 192.168.1.1 255.255.255.0
Router(config-if)#
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/0, changed state to up

Router(config-if)#ex
Router(config)#ro
Router(config)#router ri
Router(config)#router rip
Router(config-router)#ne
Router(config-router)#network 192.168.2.0
Router(config-router)#network 192.168.1.0
Router(config-router)#
Router#

Router 1

Router>en
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip add 192.168.2.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut

%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up

%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/0, changed state to up

Router(config-if)#ip add 192.168.1.2 255.255.255.0
Router(config-if)#ex
Router(config)#int fa0/1
Router(config-if)#ip add 192.168.2.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut

%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/1, changed state to up
Router(config-if)#
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/1, changed state to up

Router(config-if)#ex
Router(config)#rou
Router(config)#router r
Router(config)#router rip
Router(config-router)#ne
Router(config-router)#network 192.168.1.0
Router(config-router)#network 192.168.2.0
Router(config-router)#

Router2

Router>en
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip add 192.168.2.2 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut

%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up

%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/0, changed state to up

Router(config-if)#ex
Router(config)#rou
Router(config)#router r
Router(config)#router rip
Router(config-router)#ne
Router(config-router)#network 192.168.1.0
Router(config-router)#network 192.168.2.0
Router(config-router)#

 

Standard
Cisco, Networking

Ripv1 | RipV2

RIPv1

RIP merupakan routing information protokol yang memberikan routing table berdasarkan router yang terhubung langsung, Kemudian router selanjutnya akan memberikan informasi router selanjutnya yang terhubung langsung dengan itu. Adapun informasi yang dipertukarkan oleh RIP yaitu : Host, network, subnet, rutedefault.
RIP versi 1

-hanya mendukung routing classfull – Disearch aja classfull / classless
-tidak ada info subnet yang dimasukkan dalam perbaikan routing
-tidak mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask)
-perbaikan routing broadcast

RIPv2
Secara umum RIPv2 tidak jauh berbeda dengan RIPv1. Perbedaan yang ada terlihat pada informasi yang ditukarkan antar router. Pada RIPv2 informasi yang dipertukarkan yaitu terdapat autenfikasi pada RIPv2 ini.
RIP versi 2

-mendukung routing classfull dan routing classless – Disearch aja classfull / classless
-info subnet dimasukkan dalam perbaikan routing
-mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask)
-perbaikan routing multicast

 

Standard
Networking

IP Classfull dan Classless

Simpel nya tuh gini

Classfull  itu  Pake Kelas dan  Classless itu Gak pake kelas.

 Classfull  merupakan metode pengalamatan ip dengan dibagi dalam beberapa kelas IP. Metode ini digunain di IPV4. Class – [kelas]. Kelas-kelas ip kan di bagi beberapa macem. ada yang bilang 3 (A,B,C), ada yang bilang 4 (A,B,C,D) ada juga yang bilang 5 (A,B,C,D,E). Truss mana yang bener???? 😀

1) Kelas A
IP address kelas A terdiri atas 8 bit untuk network ID dan sisanya 24 bit digunakan untuk host ID, sehingga IP address kelas A digunakan untuk jaringan dengan jumlah host sangat besar. Pada bit pertama diberikan angka 0 sampai dengan 127.
 
Karakteristik IP Kelas A
Format : 0NNNNNNN.HHHHHHHH.HHHHHHHH.HHHHHHHH
Bit pertama : 0
NetworkID : 8 bit
HostID : 24 bit
Oktat pertama : 0 – 127
Jumlah network : 126 (untuk 0 dan 127 dicadangkan)
Rentang IP : 1.x.x.x – 126.x.x.x
Jumlah IP address : 16.777.214
 
Contoh
IP address 120.31.45.18 maka :
·           NetworkID = 120
·           HostID = 31.45.18
Jadi, IP diatas mempunyai host dengan nomor 31.45.18 pada jaringan 120
 
2) Kelas B
IP address kelas B terdiri atas 16 bit untuk network ID dan sisanya 16 bit digunakan untuk host ID, sehingga IP address kelas B digunakan untuk jaringan dengan jumlah host tidak terlalu besar. Pada 2 bit pertama, diberikan angka 10.
 
Karakteristik IP Kelas B
Format : 10NNNNNN. NNNNNNNN.HHHHHHHH.HHHHHHHH
Bit pertama : 10
NetworkID : 16 bit
HostID : 16 bit
Oktat pertama : 128 – 191
Jumlah network : 16.384
Rentang IP : 128.1.x.x – 191.255.x.x
Jumlah IP address : 65.534
 
Contoh
IP address 150.70.60.56 maka :
·           NetworkID = 150.70
·           HostID = 60.56
Jadi, IP diatas mempunyai host dengan nomor 60.56 pada jaringan 150.70
 
 
3) Kelas C
IP address kelas C terdiri atas 24 bit untuk network ID dan sisanya 8 bit digunakan untuk host ID, sehingga IP address kelas C digunakan untuk jaringan berukuran kecil. Kelas C biasanya digunakan untuk jaringan Local Area Network atau LAN. Pada 3 bit pertama, diberikan angka 110.
 
Karakteristik IP Kelas C
Format : 110NNNNN.NNNNNNNN. NNNNNNNN.HHHHHHHH
Bit pertama : 110
NetworkID : 24 bit
HostID : 8 bit
Oktat pertama : 192 – 223
Jumlah network : 2.097.152
Rentang IP : 192.0.0.x – 223.255.225.x
Jumlah IP address : 254
 
Contoh
IP address 192.168.1.1 maka :
·           NetworkID = 192.168.1
·           HostID = 1
Jadi, IP diatas mempunyai host dengan nomor 1 pada jaringan 192.168.1
 
       Kelas IP address lainnya adalah D dan E, namun kelas IP D dan E tersebut tidak digunakan untuk alokasi IP secara normal tetapi digunakan untuk IP multicasting dan untuk eksperimental.
 
Kelas
Antara
Jumlah jaringan
Jumlah Host Jaringan
A
1 s.d. 126
126
16.777.214
B
128 s.d. 191
16.384
65.534
C
192 s.d. 223
2.097.152
254

Nah untuk IP yang pake kelas ni juga ada perhitungan nya nama nya Subnetting. untuk perhitungan subneting nya di search aja di blog ini :-p

Classless metode tanpa membagi menjadi beberapa kelas, cukup adil dan tidak ada diskriminasi ya :-p. Metode yang di gunakan Classless – InterDomain Routing (CIDR), orang” biasa nya sebut prefiks-prefiks gitu deh. ciri nya tu ada garis miring di belakang ip nya [192.168.1.1/25]. 25 itu panjang prefiks.
…Truss dapet dari mana pajang prefiks 25 ?? – Search aja diblog ini perhitungan CIDR :-p
 
Dengan metode classless dapat menyederhanakan tabel routing dengan cara satu tabel routing dapat untuk beberapa jaringan sehingga menghemat penggunaan kapasitas router dalam membuat tabel routing. Selain itu, metode ini memungkinkan untuk menggunakan alamat IP kelas A dan B dengan panjang prefiks tertentu yang belum dipakai.
 
Namun dalam rangka menjawab permasalahan menipisnya kapasitas jumlah host IPv4 yang diperkirakan akan habis seluruhnya dalam beberapa tahun lagi, maka dibuatlah protokol atau sistem pengalamatan yang baru yaitu IPv6 dengan panjang 128-bit dan bersifat classless sehingga mampu mendukung jumlah host hingga 3,4 x 1038 host.

Contoh IPv6: 21da:00d3:0000:2f3b:02aa:00ff:fe28:9c5a

Standard